Rabu, 09 April 2014

Perihal Pertemuan Kita

Lalu kupandangi potretmu kemarin seharian, 
semalaman
Harusnya, ada cara lain dari perkenalan ini
Mungkin, jari-jari kita bertaut
lalu kau dan aku duduk di tonggak kayu
Berbincang tentang belibis yang turun ke sawah,
atau pucuk-pucuk pinus yang bergoyang

Barangkali, kita duduk di bangku yang sama
kemudian aku akan bertanya,
berapa sendok gula yang kau inginkan untuk secangkir tehmu?

Tapi siapa pemilik skenario pertemuan tak kasat mata ini?
Bukan aku, barangkali juga bukan kau

Dan, dengan huruf-huruf yang kusambung ini
Aku tak hendak melukai, tak hendak menanam duri
Tidak.

Bukan aku yang melempar peluru
hingga mereka berbincang di keramaian itu



Aku masih  di sini menahan kata-kata
dan merenungkan perihal pertemuan kita


Buduran, April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir, :)