Lalu kupandangi potretmu kemarin seharian,
semalaman
Harusnya, ada cara lain dari perkenalan ini
Mungkin, jari-jari kita bertaut
lalu kau dan aku duduk di tonggak kayu
Berbincang tentang belibis yang turun ke sawah,
atau pucuk-pucuk pinus yang bergoyang
Barangkali, kita duduk di bangku yang sama
kemudian aku akan bertanya,
berapa sendok gula yang kau inginkan untuk secangkir
tehmu?
Tapi siapa pemilik skenario pertemuan tak kasat mata ini?
Bukan aku, barangkali juga bukan kau
Dan, dengan huruf-huruf yang kusambung ini
Aku tak hendak melukai, tak hendak menanam duri
Tidak.
Bukan aku yang melempar peluru
hingga mereka berbincang di keramaian itu
Aku masih di sini menahan kata-kata
dan merenungkan perihal pertemuan kita
Buduran, April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir, :)