Selasa, 08 September 2015

Seikat Kenangan Beku



Potongan-potongan kenangan itu sudah kukirim kepadamu
Kualamatkan di nomor delapan nol sembilan nol
Hati-hati saat membukanya kelak jika sampai
Karena aku mengikatnya dengan ilalang


Di sana kuselipkan sedikit kisah, barangkali kau lupa
di pegunungan kapur di perbatasan kota itu,
kau pernah memahat nama kita, dulu
pada tangga-tangga Goa Gong yang sunyi,
juga di antara rancak gamelan batu-batu Goa Tabuhan
kau pernah membaca geguritan yang kutuliskan


Percayalah, sebelum waktu berlalu
aku pernah lama menunggu,
untuk pertemuan yang kita sepakati
di jembatan melengkung di atas sungai Grindulu


mengenangnya, kenapa begitu perih,
tapi,
adakah yang lebih perih daripada hanya bisa mencarimu
pada bait-bait sajakku?

*pernah dimuat di Radar Surabaya

2 komentar:

  1. membayangkan geguritan yang menggema, memantul dari goa-goa Tabuhan .....sepi, senyap namun lantang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Dwi 😊 Makasih sudah mampir ya

      Hapus

Terima kasih sudah mampir, :)