Kutulis namamu pelan-pelan
setelah kata
kepada
Kutebalkan namamu sekali lagi
Sebelum kububuhkan alamat yang susah kueja
Aku tahu,seberapa menyakitkan ketika tak bisa melipat jarak
Meski aku selalu berkata ada kesabaran yang bisa
kita bentangkan
Apakah selamanya tentang kau dan aku cukup kata-kata
saja
Atau inikah ladang agar sajak dan prosaku tumbuh?
Kembali kutebalkan namamu
Kubaca sekali lagi alamat yang susah kulafalkan itu
Dan, kubiarkan suratku terbang, menuju negerimu
Di mana kata-kataku tumbuh, di mana sajak dan prosaku
bermula
*Untuk Jen, Boa, Eliza, Faustino, Jaime dan Randu
*Pernah dimuat di Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir, :)