Pada air terjun yang jatuh ke laut
Kutemukan bayanganmu sedang menuang nila kelapa
ke dalam cetakan-cetakan coklat tua, milik para
petani gula
“Ambil saja,” kau menawarkan di sepanjang jalan
berkelok itu
Aku menghindar, dan memperhatikanmu dari jauh
berceloteh pura-pura memandang samudra
diam-diam mengukir caramu tertawa tanpa suara itu
Panggil sekali lagi namaku, teriakku dalam hati
aku akan berlari padamu
Tapi,
itu tak pernah terjadi.
#Pacitan dalam Puisi
#Dimuat Radar Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir, :)